Pelaksanaan peraturan tentang legalitas para pengobat tradisional komplementer berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009

Abstract

This research aims to analyze the implementation of legality regulations for Traditional Complementary Healers (TCH) based on Health Law No. 36 of 2009. The study focuses on Denpasar, with an emphasis on acupuncture and muscle massage practices. Using a qualitative approach, this study identifies that a majority of TCHs in Denpasar (around 90%) have not yet complied with the legality requirements set by Health Law No. 36 of 2009. Factors influencing the fulfillment of legality encompass legislative aspects that lack specificity in regulating traditional healing, limited attention from law enforcement, as well as challenges in infrastructure and insufficient support from professional organizations and local authorities. Society tends to deprioritize legality when choosing TCHs due to the deep-rooted cultural belief in traditional healing methods. This research underscores the need for stronger guidance and supervision from Local Governments to assist TCHs in meeting legality prerequisites. In conclusion, the implementation of legality regulations for TCHs based on Health Law No. 36 of 2009 in Denpasar still encounters significant challenges involving various factors, including culture and inadequate regulations.
Keywords
  • Implementation
  • Legality
  • Traditional Complementary Healers
References
  1. Agustina, B. (2016). Kewenangan Pemerintah Dalam Perlindungan Hukum Pelayanan Kesehatan Tradisional Ditinjau Dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jurnal Wawasan Yuridika, 32(1), 82-98.
  2. Ansori, L. (2017). Reformasi Penegakan Hukum Perspektif Hukum Progresif. Jurnal yuridis, 4(2), 148-163.
  3. Ariyanti, K. S., Sariyani, M. D., & Pemayun, C. I. M. (2020). Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pengobatan Komplementer Akupuntur Di Praktik Perawat Mandiri Latu Usadha Abiansemal Badung. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, 10(2), 107-116.
  4. Artana, I. W. (2017). Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn). Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing, 1(1).
  5. Asfaw Erku, D., & Basazn Mekuria, A. (2016). Prevalence And Correlates Of Complementary And Alternative Medicine Use Among Hypertensive Patients In Gondar Town, Ethiopia. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2016.
  6. Awalananda, R., & Rusdiana, E. (2019). Efektivitas Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Udara Di Kecamatan Gresik Dan Kecamatan Kebomas. Novum: Jurnal Hukum, 6(3).
  7. Bo’a, F. Y. (2018). Pancasila Sebagai Sumber Hukum Dalam Sistem Hukum Nasional. Jurnal Konstitusi, 15(1), 21-49.
  8. Brata, A. W., Purnawan, A., & Aulia, I. (2017). Penerapan Restoratif Justice Dalam Penanganan Konflik Di Masyarakat. Jurnal Hukum Khaira Ummah, 12(4), 899–908.
  9. Dananjaya, I. G. W., Sutama, I. B. P., & Priyanto, I. M. D. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Yang Dirugikan Atas Jasa Praktek Tukang Gigi di Kota Denpasar. Jurnal OJS Unud.
  10. Dewi, D., & Barthos, M. (2021). Juridical Analysis of Interpretation of Medical Negligence on the Legal Protection of Doctor. Proceedings of the 1st International Conference on Law, Social Science, Economics, and Education, ICLSSEE 2021, March 6th 2021, Jakarta, Indonesia.
  11. Erry, E., Susyanty, A. L., & Raharni, R. (2014). Study on Policy Implementation of Alternative Complementary Medicine and the Impact of Licensing of Health Workers Practice Acupuncture. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(3), 20906.
  12. Erry, S. A., Raharni, H. S. R., & Rini, S. (2014). Kajian Implementasi Kebijakan Pengobatan Komplementer Alternatif Dan Dampaknya Terhadap Perijinan Tenaga Kesehatan Praktek Pengobatan Komplementer Alternatif Akupuntur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(3), 275-284.
  13. Fanani, A. Z. (2011). Berpikir Falsafati Dalam Putusan Hakim. Varia Peradilan, 304.
  14. Fitria, F., & Haqqattiba'ah, A. (2020). Pengaruh Akupresur dengan Teknik Tuina terhadap Pengurangan Nyeri Haid (Disminore) pada Remaja Putri. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 073-081.
  15. Ghifari, A., Daffa, N. A. T., Bachtiar, D. A., Angeli, A. P., Al-Adawiyah, R., & Nugraha, D. (2022). Konsep Dasar Dan Aplikasi Klinis Akupunktur. Airlangga University Press.
  16. Jonathan, I., & Dharmawan, D. (2019). Kepastian Hukum Pelayanan Kesehatan Akupunktur Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(1), 9-23.
  17. Juliana, J., & Kurniawan, A. (2023). Penerapan Kebijakan Pengawasan Obat Tradisional Dalam Perspektif Kesehatan Masyarakat.Jurnal Al-Manhaj, Vol 5 No. 2.Https://doi.org/10.37680/almanhaj.v5i2.3794.
  18. Kamila, N. (2023). Pemberian Kewenangan Hak Asuh Anak Kepada Ayah Prespektif Hukum Positif dan Hukum Islam. Journal of Law and Islamic Law, 1(1), 74–107.
  19. Kartika, D., Sewu, P. L. S., & Rullyanto, W. (2016). Pelayanan Kesehatan Tradisional Dan Perlindungan Hukum Bagi Pasien. Soepra, 2(1), 1-16..
  20. Kusnadi, S. (2023). Kajian Hukum Regulasi Aborsi atas Indikasi Kedaruratan Medis. Penerbit NEM.
  21. Kustiyanti, S. A. (2023). Smart Hospital: Konsep, Implementasi, dan Tantangan. Transformasi Rumah Sakit Indonesia Menuju Era Masyarakat 5.0, 161.
  22. Mahadini, C., & Wulandari, M. (2020). Pengaruh Akupunktur Titik Sishencong Terhadap Tingkat Keparahan Insomnia Pada Lansia di Yayasan Dianonia GPIB Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL). Journal of Islamic Medicine, 4(1), 8-13.
  23. Mahmud, A. (2021). Pengembalian Aset Tindak Pidana Korupsi: Pendekatan Hukum Progresif. Sinar Grafika (Bumi Aksara).
  24. Maranjaya, A. K. (2020). Ketentuan Tentang Jeratan Hukum Terhadap Orang Maupun Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jurnal Medika Hutama, 1(03 April), 121–128.
  25. Maulana, R., & Jamhir, J. (2019). Konsep Hukum Perizinan Dan Pembangunan. Jurnal Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, Perundang-undangan dan Pranata Sosial, 3(1), 90-115.
  26. Munajah, M. (2020). Aspek Legalitas Terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional Di Indonesia. Al-Adl: Jurnal Hukum, 11(2), 197-206.
  27. Muntaha, H. (2022). Hukum Pidana Malapraktik: Pertanggungjawaban dan Penghapus Pidana. Sinar Grafika.
  28. Nasrudin, M., Harun, H., Salim, A., & Dimyati, A. (2021). Strategi Epistimologis Implementasi Pendidikan Holistik Pada Pondok Pesantren. Ulumuddin: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 11(1), 69–84.
  29. Nugroho, S. S., Sh, M., Nurchayati, Z., Nurhidayati, H., Sos, S., & Kom, M. I. (2022). Komodifikasi Pariwisata Berbasis Masyarakat & Kearifan Lokal. Penerbit Lakeisha.
  30. Oktaria, D., & Fazriesa, S. (2017). Efektivitas Akupunktur untuk Rehabilitasi Stroke. Jurnal Majority, 6(2), 65-72.
  31. Priyanda, V. M., Ningrum, S., Buchari, R. A., & Deliarnoor, N. A. (2023). An Implementation Of General Government (Pum) Affairs In Indonesia: A Study On The Implementation General Government (Pum) Affairs In The Regions In The Pre-Reform And Post-Reform Era. Journal of Namibian Studies: History Politics Culture, 33, 4112–4142.
  32. Purba, A. K., & Sidi, R. (2023). Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Pengguna Pengobatan Akupunktur Menurut UU No. 36 Tahun 2009 Dan Kemenkes No. 1076/Menkes/Sk/Vii/2003. Jurnal Ners, 7(2), 1084-1091.
  33. Ratnasari, C. I., & Permatasari, S. D. (2022). Sistem Rekam Medis Akupunktur. Jurnal Ilmiah Intech: Information Technology Journal of UMUS, 4(01), 31-40.
  34. Rita, R., Iriansyah, I., & Triana, Y. (2023). Analisis Yuridis Terhadap Praktik Tukang Gigi Ilegal Di Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(2), 12268–12277.
  35. Samosir, F. (2021). Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Pelaku Peredaran Obat Tanpa Ijin (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1570 K/Pid. Sus/2020). Jurnal Hukum Al-Hikmah: Media Komunikasi Dan Informasi Hukum Dan Masyarakat, 2(4), 750–771.
  36. Satria, H. (2019). Politik Hukum Tindak Pidana Politik Uang dalam Pemilihan Umum di Indonesia. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(1), 1–14.
  37. Shidarta, S. (2020). Bernard Arief Sidharta: Dari Pengembanan Hukum Teoretis ke Pembentukan Ilmu Hukum Nasional Indonesia. Undang: Jurnal Hukum, 3(2), 441-476.
  38. Sitanggang, A. R. (n.d.). Siagai Laggek: Pengetahuan Tumbuhan Obat Oleh Penyembuh Sebagai Obat Tradisional di Kepulauan Mentawai. Balale’: Jurnal Antropologi, 3(2).
  39. Sutrisna, I. P. G., & Bhandesa, A. M. (2022). Kosa Kata Tanaman Obat Tradisional Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh (Imun) Pada Pandemi Covid-19: Kajian Ekolinguistik. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 10(2), 319–333.
  40. Syahrir, W., & Alwy, S. (2023). Tanggung Jawab Hukum Perdata Terhadap Tindakan Malapraktik Tenaga Medis. Amanna Gappa, 1–11.
  41. Syukkur, A., Vinsur, E. Y. Y., & Nurwiyono, A. (2022). Pemberdayaan Kader Lansia Dalam Upaya Penatalaksanaan Hipertensi. Selaparang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(2), 624-629.
  42. Tambuwun, T. T. (2020). Peranan Badan Pengawas Obat Dan Makanan (Bpom) Dalam Perlindungan Konsumen Yang Mengandung Zat Berbahaya. Lex Privatum, 8(4).
  43. Tan, S., & Sinaga, W. (2023). Tinjauan Yuridis Tentang Kepastian Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Tradisional Akupunktur Di Negara Indonesia. Jurnal Hukum to-ra: Hukum Untuk Mengatur dan Melindungi Masyarakat, 9(1), 1-9.
  44. Tjandra, O. C. P., Devianti, S. M., & Udjan, B. G. L. (2023). Perspektif pembangkangan sipil terhadap pelarangan perilaku buang air besar sembarangan. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 177–187.
  45. Usman, A. H. (2015). Kesadaran hukum masyarakat dan pemerintah sebagai faktor tegaknya negara hukum di Indonesia. Jurnal Wawasan Yuridika, 30(1), 26-53.
  46. Utami, N. A. T., & Alawiya, N. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional di Indonesia. Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi, 11–20.